Kolomupdate.com — Mahasiswi Program Studi Desain dan Manajemen Produk, Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya), Jeanne Theresia Mintarja, menciptakan sebuah inovasi unik berupa produk home decor berbahan limbah kantong teh. Ide kreatif ini muncul dari kebiasaan sederhana yang terjadi di lingkungannya, yaitu konsumsi teh yang cukup sering dilakukan oleh keluarga. Dari aktivitas harian tersebut, Jeanne mulai memperhatikan banyaknya limbah kantong teh yang terbuang percuma. Lebih jauh lagi, ia merasa khawatir terhadap kandungan mikroplastik dalam kantong teh, yang menurut berbagai penelitian dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Kekhawatiran inilah yang mendorong munculnya gagasan untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
Awal Mula Ide dan Proses Riset Selama Satu Tahun
Jeanne menjelaskan bahwa ide tersebut tidak muncul secara instan. Gagasan awalnya berkembang menjadi sebuah riset serius sejak semester lima, atau kurang lebih satu tahun sebelum produk akhirnya selesai. Sebagai mahasiswa desain, ia merasa tertantang untuk menemukan solusi kreatif yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki nilai keberlanjutan. Proses riset ini melibatkan eksplorasi komposisi material, percobaan bentuk produk, hingga melakukan pengujian kekuatan dan estetika dari hasil olahan limbah kantong teh. Menurutnya, tahap paling awal adalah memahami karakter material limbah itu sendiri, karena setiap jenis kantong teh memiliki tekstur dan sifat yang berbeda.
Tantangan dalam Menentukan Produk yang Tepat
Bagian tersulit dalam proses innovasi ini, menurut Jeanne, bukanlah mengolah bahannya, tetapi menentukan jenis produk yang tepat untuk dibuat. Ia mengaku fokus pertamanya adalah pada material, bukan produk akhirnya. Tantangan muncul ketika harus menjawab pertanyaan: Bagaimana membuat material ini menjadi produk yang diterima masyarakat? Hal tersebut memaksa Jeanne melakukan observasi tren pasar home decor, preferensi konsumen, serta nilai komersial dari produk ramah lingkungan. Ia juga melakukan serangkaian brainstorming dan membuat beberapa prototipe sebelum akhirnya menemukan bentuk produk yang dinilai paling relevan, fungsional, dan menarik secara estetika. Proses ini membuktikan bahwa desain bukan hanya tentang kreativitas, tetapi juga pemahaman pasar.
Teknik Pengolahan Limbah Kantong Teh Menjadi Material Baru
Dalam penjelasannya, Jeanne menguraikan bagaimana proses pengolahan kantong teh dilakukan secara manual, namun tetap memperhatikan standar kebersihan dan kualitas. Pertama-tama, kantong teh dikumpulkan dari sisa konsumsi rumah tangga maupun donasi dari kerabat dan teman-teman. Kantong-kantong tersebut lalu dipilah menjadi dua jenis, yakni kantong yang masih berwarna putih dan kantong yang sudah digunakan atau berubah warna. Pemisahan ini penting, karena perbedaan warna akan memengaruhi tekstur dan tampilan material akhir. Setelah dipisahkan, seluruh bahan tersebut kemudian diblender dengan air hingga mencapai bentuk bubur lembut. Bubur ini kemudian melalui proses pencetakan, pengeringan, dan penguatan agar bisa menjadi material layak pakai untuk membuat produk dekorasi rumah.
Transformasi Limbah Menjadi Produk Home Decor Bernilai Estetis
Setelah material basah dikeringkan, Jeanne mulai bereksperimen untuk menciptakan produk yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga estetis dan fungsional. Ia membuat beberapa jenis dekorasi seperti ornamen dinding, miniatur bentuk organik, hingga alas dekoratif. Produk-produk tersebut memiliki ciri khas berupa tekstur natural yang muncul dari serat kantong teh yang sudah dihancurkan. Hasil akhirnya menghadirkan tampilan rustic dan eco-friendly, yang saat ini tengah menjadi tren dalam dunia interior. Produk kreatif ini bahkan dapat menjadi nilai tambah karena mengusung konsep keberlanjutan yang semakin diminati konsumen modern, terutama mereka yang peduli terhadap isu lingkungan.
Menghubungkan Kreativitas, Lingkungan, dan Fungsi Produk
Karya Jeanne tidak hanya menunjukkan kemampuan desain, tetapi juga kepedulian terhadap isu lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah yang sering dianggap tidak berguna, ia berhasil memberi contoh bagaimana kreativitas dapat menjadi solusi nyata bagi masalah ekologis sehari-hari. Karyanya menunjukkan bahwa produk ramah lingkungan tidak harus terlihat membosankan atau memiliki kualitas rendah. Sebaliknya, dengan proses desain yang tepat, produk dari limbah justru memiliki nilai jual yang tinggi. Jeanne berharap inovasinya dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih sadar akan pengelolaan limbah, sekaligus mendorong mahasiswa lain untuk menciptakan karya yang memberikan dampak positif bagi lingkungan.